Wednesday, October 21, 2015

Permasalah komunikasi dalam organisasi (TOU)

                 PERMASALAHAN KOMUNIKASI DALAM ORGANISASI




1.     Latar belakang berdiri nya organisasi konfrensi islam (OKI)

Oki didirikan di Rabat, Maroko oleh negara-negara Islam yang bersidang 25 September 1969 untuk membahas situasi yang sedang berkembanga dan berdasarkan Deklarasi Rabat, sepakat untuk membentuk sebuah organisasi yang nantinya dikenal dengan OKI dan secara resmi dibentuk pada bulan Mei 1971.

OKI berdiri karena konflik Israel-Palestina dan menurut DK PBB yang dapat menyelesaikannya adalah OKI yang mana diberikan peluang untuk melaksanakan intervensi kemanusiaan. Dalam hal ini, OKI berupaya membuat koalisi kemanusiaan internasional yang terdiri atas negara-negara yang memiliki kemampuan militer untuk melakukan interveasi kemanusiaan.Saat ini OKI beranggotakan 57 negara dan 37 peninjau, yang terdiri dari komunitas Muslim dan Organisasi Internasional.



2.     Permasalahan komunikasi dalam organisasi konfrensi islam (oki)







Organisasi konfrensi islam (OKI) sampai saat ini belum bisa membenahi konflik antara palestina dan Israel hal ini menyebabkan banyak orang muslim , Negara-negara muslim dan yang mempunyai mayoritas penduduk muslim menjadi kurang puas dengan kinerja OKI.  Oleh karena itu OKI diharapkan mampu  menetapkan agenda dan langkah konkret untuk mendorong penyelesaian berbagai permasalahan yang dihadapi umat saat ini.Permasalahan Utama dalam Organisasi konfrensi islam (OKI) adalah kurangnya koordinasi antar anggota OKI itu sendiri, mereka seakan berdiri sendiri-sendiri dan bukan sebagai satu kesatuan.

Mereka menyandang keanggotaan pada OKI namun mereka seakan “pasif” ketika terjadi suatu konflik yang notabene sangat bersangkutan dengan organisasi tersebut.
Contoh agenda OKI adalah mengenai “Masalah Zionisme yang dilaksanakan oleh Israel di Palestina

 Tahun 1996
Pemilu di Israel dimenangkan secara tipis oleh Netanyahu dari partai kanan, yang berarti kemenangan Yahudi yang anti perdamaian. Netanyahu mengulur-ulur waktu pelaksanaan perjanjian perdamaian. Ia menolak adanya negara Palestina, agar Palestina tetap sekedar daerah otonom di dalam Israel. Ia bahkan ingin menunggu/menciptakan kontelasi baru (pemukiman Yahudi di daerah pendudukan, bila perlu perluasan hingga ke Syria dan Yordania) untuk sama sekali membuat perjanjian baru.

 Pada saat itu terjadi seakan tidak ada tindakan yang benar-benar konkret dari OKI untuk menegaskan keberadaan mereka dalam menyelesaikan konflik di Timur tengah. Di dalam OKI mungkin banyak terjadi adu argument saat netahyahu memilih sikap tersebut..

Di sisi lain Negara-negara timur tengah ingin mengambil keputusan se-segera mungkin namun di sisi lain ada Negara yang memilih untuk menunggu terlebih dahulu sebelum menentukan sikap, hal ini lah yang mungkin menjadi penghambat kemajuan dan Ke-eksistensian OKI.

 Masalah ini dapat selesai jika terjalin kerjasama yang baik antar anggota OKI, dan tidak ada lagi Negara yang seakan “pasif” dengan keputusan-keputusan dunia “barat” yang akan merugikan serta berpotensi menimbulkan konflik yang nanti nya akan membuat OKI kesulitan untuk menyelesaikan nya. Saya berharap agar semua masalah yang terjadi dapat di selesaikan secara “real” dan tidak memihak (netral).

 Karena perlu diketahui konfik Israel dengan timur tengah khususnya palestina telah memakan korban jiwa yang sangat banyak, yang sangat di sayangkan ialah peran PBB sebagai organisasi persatuan bangsa-bangsa menganggap konflik ini seakan konflik biasa, padahal konflik ini dapat di katakan sebagai konflik hebat yang sangat berpotensi dapat menimbulkan “kejahatan perang” untuk salah satu pihak.

Dan inshallah setiap keburukan akan mendapat ganjaranya dan pada akhirnya kebaikan lah yang akan menang . amin



No comments:

Post a Comment