PERMASALAHAN KOMUNIKASI DALAM
ORGANISASI
1.
Latar belakang berdiri nya organisasi konfrensi islam (OKI)
Oki didirikan di Rabat,
Maroko oleh negara-negara Islam yang bersidang 25 September 1969 untuk membahas
situasi yang sedang berkembanga dan berdasarkan Deklarasi Rabat, sepakat untuk
membentuk sebuah organisasi yang nantinya dikenal dengan OKI dan secara resmi
dibentuk pada bulan Mei 1971.
OKI berdiri karena
konflik Israel-Palestina dan menurut DK PBB yang dapat menyelesaikannya adalah
OKI yang mana diberikan peluang untuk melaksanakan intervensi kemanusiaan.
Dalam hal ini, OKI berupaya membuat koalisi kemanusiaan internasional yang
terdiri atas negara-negara yang memiliki kemampuan militer untuk melakukan
interveasi kemanusiaan.Saat ini OKI beranggotakan 57 negara dan 37 peninjau,
yang terdiri dari komunitas Muslim dan Organisasi Internasional.
2.
Permasalahan komunikasi dalam organisasi konfrensi islam (oki)
Organisasi konfrensi
islam (OKI) sampai saat ini belum bisa membenahi konflik antara palestina dan
Israel hal ini menyebabkan banyak orang muslim , Negara-negara muslim dan yang
mempunyai mayoritas penduduk muslim menjadi kurang puas dengan kinerja
OKI. Oleh karena itu OKI diharapkan mampu menetapkan agenda dan
langkah konkret untuk mendorong penyelesaian berbagai permasalahan yang
dihadapi umat saat ini.Permasalahan Utama dalam Organisasi konfrensi islam
(OKI) adalah kurangnya koordinasi antar anggota OKI itu sendiri, mereka seakan
berdiri sendiri-sendiri dan bukan sebagai satu kesatuan.
Mereka menyandang
keanggotaan pada OKI namun mereka seakan “pasif” ketika terjadi suatu konflik
yang notabene sangat bersangkutan dengan organisasi tersebut.
Contoh agenda OKI adalah
mengenai “Masalah Zionisme yang dilaksanakan oleh Israel di Palestina
Tahun 1996
Pemilu di Israel
dimenangkan secara tipis oleh Netanyahu dari partai kanan, yang berarti
kemenangan Yahudi yang anti perdamaian. Netanyahu mengulur-ulur waktu
pelaksanaan perjanjian perdamaian. Ia menolak adanya negara Palestina, agar
Palestina tetap sekedar daerah otonom di dalam Israel. Ia bahkan ingin
menunggu/menciptakan kontelasi baru (pemukiman Yahudi di daerah pendudukan,
bila perlu perluasan hingga ke Syria dan Yordania) untuk sama sekali membuat
perjanjian baru.
Pada saat itu
terjadi seakan tidak ada tindakan yang benar-benar konkret dari OKI untuk
menegaskan keberadaan mereka dalam menyelesaikan konflik di Timur tengah. Di
dalam OKI mungkin banyak terjadi adu argument saat netahyahu memilih sikap
tersebut..
Di sisi lain Negara-negara
timur tengah ingin mengambil keputusan se-segera mungkin namun di sisi lain ada
Negara yang memilih untuk menunggu terlebih dahulu sebelum menentukan sikap,
hal ini lah yang mungkin menjadi penghambat kemajuan dan Ke-eksistensian OKI.
Masalah ini dapat
selesai jika terjalin kerjasama yang baik antar anggota OKI, dan tidak ada lagi
Negara yang seakan “pasif” dengan keputusan-keputusan dunia “barat” yang akan
merugikan serta berpotensi menimbulkan konflik yang nanti nya akan membuat OKI
kesulitan untuk menyelesaikan nya. Saya berharap agar semua masalah yang
terjadi dapat di selesaikan secara “real” dan tidak memihak (netral).
Karena perlu
diketahui konfik Israel dengan timur tengah khususnya palestina telah memakan
korban jiwa yang sangat banyak, yang sangat di sayangkan ialah peran PBB
sebagai organisasi persatuan bangsa-bangsa menganggap konflik ini seakan
konflik biasa, padahal konflik ini dapat di katakan sebagai konflik hebat yang
sangat berpotensi dapat menimbulkan “kejahatan perang” untuk salah satu pihak.
Dan inshallah setiap
keburukan akan mendapat ganjaranya dan pada akhirnya kebaikan lah yang akan
menang . amin
No comments:
Post a Comment