Teori Organisasi Umum Seputar Kelompok
Mata kuliah : Teori organisasi umum
Materi : KELOMPOK
1. Pengertian dan karakteristik kelompok
2. Tahapan pembentukan kelompok
3. Kekuatan Team Work
4. Implikasi Manajerial
1.
Uun Ardiyaningrum
2.
Novaldi Prasetyo
3.
Muhammad ilham
Pembahasan :
1. Pengertian dan Karakteristik Kelompok
Pengertian Kelompok
Kelompok adalah kumpulan dari dua orang atau lebih yang
berinteraksi dan mereka saling bergantung (interdependent) dalam rangka
memenuhi kebutuhan dan tujuan bersama, meyebabkan satu sama lain saling
mempengaruhi (Cartwright&Zander, 1968; Lewin, 1948)
Menurut beberapa ahli :
1. Menurut Homans
Kelompok adalah sejumlah individu berkomunikasi satu dengan yang
lain dalam jangka waktu tertentu yang jumlahnya tidak terlalu banyak, sehingga
tiap orang dapat berkomunikasi dengan semua anggota secara langsung.
2. Menurut Merton
Kelompok merupakan sekelompok orang yang saling berinteraksi
sesuai dengan pola yang telah mapan, sedangkan kolektiva merupakan orang yang
mempunyai rasa solidaritas karena berbagai niai bersama dan yang telah memiliki
rasa kewajiban moral untuk menjalankan harapan peran.
3. Menurut Achmad S. Ruky
Kelompok adalah sejumlah orang yang berhubungan (berinteraksi)
antara satu dan yang lainnya, yang secara psikologis sadar akan kehadiran yang
lain dan yang menganggap diri mereka sebagai suatu kelompok.
Mengapa Orang bergabung dalam Kelompok?
Ternyata kelompok ada manfaatnya, yaitu:
1. Membentuk kerjasama saling menguntungkan dalam mengatasi
persoalan hidup.
2. Memudahkan pekerjaan.
3. Mengatasi pekerjaan yang membutuhkan pemecahan masalah dan
mengurangi beban pekerjaan yang terlalu besar sehingga seleseai lebih cepat,
efektif dan efisien. Salah satunya dengan membagi pekerjaan besar sesuai bagian
kelompoknya masing-masing atau sesuai keahlian.
4. Menciptakan iklim demokratis dalam kehidupan masyarakat dengan
memungkinkan setiap individu memberikan masukan, berinteraksi, dan memiliki
peran yang sama dalam masyarakat.
Karakteristik Kelompok
1. Terdiri dari dua orang atau lebih dalam interaksi sosial
baik secara verbal maupun non verbal.
2. Anggota kelompok harus mempunyai pengaruh satu sama lain supaya
dapat diakui menjadi anggota suatu kelompok
3. Mempunyai struktur hubungan yang stabil sehingga dapat menjaga
anggota kelompok secara bersama dan berfungsi sebagai suatu unit.
4. Anggota kelompok adalah orang yang mempunyai tujuan atau minat
yang sama.
5. Individu yang tergabung dalam kelompok, saling mengenal satu
sama lain serta dapat membedakan orang-orang yang bukan anggota kelompoknya.
2. Tahap-tahap Pembentukan Kelompok
Model pembentukan suatu kelompok pertama kali diajukan oleh Bruce
Tackman (1965). Teori ini dikenal sebagai salah satu teori pembentukan kelompok
yang terbaik dan menghasilkan banyak ide-ide lain setelah kosep ini dicetuskan.
Perkembangan sebuah kelompok selalu berbeda satu dengan yang
lainnya. Namun demikian, terdapat beberapa cara yang dapat digunakan untuk
membentuk sebuah kelompok. Berikut ini adalah beberapa tahapan dalam
pembentukan kelompok.
1. Forming.
Forming adalah tahap orang berkumpul dan membentuk sebuah
kelompok. Pada suatu kegiatan, tidak sedikit peserta yang mengikutinya karena
penugasan. Kondisi seperti ini tidak jarang menimbulkan perasaan was-was maupun
keraguan di hati peserta tersebut. Beberapa pertanyaan yang mungkin muncul
adalah “Apakah saya dapat mengikuti kegiatan ini dengan baik?” atau “Apakah
saya dapat berbaur dengan peserta yang lain?”. Seorang fasilitator diharapkan
dapat memastikan bahwa setiap peserta yang terlibat dalam kegiatan tersebut
merasa nyaman dengan lingkungan barunya tersebut. Berikan perhatian secara
khusus kepada peserta. Berikan waktu kepada para peserta untuk saling mengenal
satu sama lain. Pada kesempatan ini, fasilitator dapat pula menggunakan
permainan yang memecah kekakuan (ice breaker).
2. Informing.
Informing merupakan tahap dimana kelompok yang baru terbentuk
tersebut diberi penjelasan tentang tujuan dari kegiatan yang akan
diselenggarakan. Pada tahap ini biasanya akan didapati interaksi antaranggota
karena setiap peserta mulai sadar bahwa mereka menuju pada tujuan yang sama.
Seorang fasilitator biasanya akan mencari titik pijak yang sama, dan membentuk
visi, misi, serta tujuan kelompok. Fasilitator diharapkan dapat menggunakan
kegiatan pengenalan dan agenda yang jelas.
3. Storming.
Pada tahap ini, pembangunan peran diantara masing-masing peserta
mulai terbentuk. Storming merupakan fase yang sangat penting dalam dinamika
kelompok, karena pada tahap ini akan terjadi tarik menarik, uji coba, bahkan
konflik. Benturan antarpribadi sangat mungkin terjadi pada tahap ini – bahkan
benturan antara peserta dengan pemimpin kelompok. Seorang fasilitator
diharapkan dapat memberikan dukungan kepada seluruh kelompok. Dengan mengembangkan
dan menggunakan teknik-teknik fasilitasi, fasilitator juga perlu senantiasa
mengingatkan peserta akan tujuan dan norma-norma kelompok. Usahakan agar
fasilitator dapat menjaga terjadinya keterbukaan dan mendorong setiap peserta
untuk mengatasi konflik yang terjadi.
4. Norming.
Tahapan ini merupakan tahap stabilisasi dimana aturan, ritual, dan
prosedur telah ditetapkan dan diterima oleh seluruh peserta. Peserta telah
menyepakati identitas perasn sehingga terciptanya suasana kebersamaan. Jalan
menuju kemajuan disepakati dan disetujui bersama. Fasilitator diharapkan dapat
memberikan kontribusi dalam menghaluskan proses. Jika diperlukan, perbaiki atau
sesuaikan norma yang ada, untuk kemudian diserahkan kembali implementasinya
kepada kelompok.
5. Mourning.
Mourning merupakan tahap akhir dari proses pembentukan sebuah
kelompok. Pada tahapan ini, seluruh tugas telah selesai dikerjaan dan tujuan
utama pembentukan kelompok sudah terpenuhi. Siklus kehidupan kelompok secara
resmi telah berakhir. Terkadang muncul rasa sedih diantara peserta. Sebagian
mulai memikirkan tugas lain yang telah menanti. Fasilitator yang baik
diharapkan dapat membantu peserta dalam mempersiapkan masa transisi dari
pembentukan kelompok menuju bubarnya kelompok. Pastikan bahwa ada semacam
‘ritual’ perpisahan, baik secara individu maupun secara kelompok.
6. Transforming.
Pada tahapan ini, tim telah menjadi dinamis karena pembentukan
kelompok sudah terjadi dan mulai ada perubahan baik di masing-masing peserta
maupun pada kelompok secara keseluruhan. Sebagai seorang fasilitator,
diharapkan dapat menunjukkan dukungan dan rasa percaya kepada kelompok. Hargai
perubahan yang terjadi dengan memberikan pujian. Yang perlu diingat adalah
sebaiknya pujian yang diberikan tidak berlebihan.
Penggolongan kelompok sangat bergantung pada tujuan penggolongan
itu sendiri, antara lain sebagai berikut :
Kelompok Primer
Merupakan kelompok yang didalamnya terjadi interaksi sosial yang
anggotanya saling mengenal dekat dan berhubungan erat dalam kehidupan.
Sedangkan menurut Goerge Homans kelompok primer merupakan sejumlah orang yang
terdiri dari beberapa orang yang sering berkomunikasi dengan lainnya sehingga
setiap orang mampu berkomunikasi secara langsung (bertatap muka) tanpa melalui
perantara. Misalnya: keluarga, RT, kawan sepermainan, kelompok agama, dan
lain-lain.
Kelompok Sekunder
Jika interaksi sosial terjadi secara tidak langsung, berjauhan,
dan sifatnya kurang kekeluargaan. Hubungan yang terjadi biasanya bersifat lebih
objektif. Misalnya: partai politik, perhimpunan serikat kerja dan lain-lain.
Kelompok Formal
Pada kelompok ini ditandai dengan adanya peraturan atau Anggaran
Dasar (AD), Anggaran Rumah Tangga (ART) yang ada. Anggotanya diangkat oleh
organisasi. Contoh dari kelompok ini adalah semua perkumpulan yang memiliki
AD/ART.
Kelompok Informal
Merupakan suatu kelompok yang tumbuh dari proses interaksi, daya
tarik, dan kebutuhan-kebutuhan seseorang. Keanggotan kelompok biasanya tidak
teratur dan keanggotaan ditentukan oleh daya tarik bersama dari individu dan
kelompok Kelompok ini terjadi pembagian tugas yang jelas tapi bersifat informal
dan hanya berdasarkan kekeluargaan dan simpati. Misalnya: kelompok arisan
Kelebihan dan Kelemahan dalam Kelompok
1. Kelebihan Kelompok
•
Keterbukaan antar anggota kelompok untuk memberi dan menerima informasi &
pendapat anggota yang lain.
•
Kemauan anggota kelompok untuk mendahulukan kepentingan kelompoknya dengan
menekan kepentingan pribadi
•
Kemampuan secara emosional dalam mengungkapkan kaidah dan telah disepakati
kelompok.
2. Kekurangan Kelompok
•
Kelemahan pada kelompok bisa disebabkan karena waktu penugasan, tempat atau
jarak anggota kelompok yang berjauhan yang dapat memengaruhi kualitas dan
kuantitas pertemuan.
3. Kekuatan Teamwork
Teamwork bisa diartikan kerja tim atau kerjasama, team work atau
kerja sama tim merupakan bentuk kerja kelompok dengan keterampilan yang saling
melengkapi serta berkomitmen untuk mencapai target yang sudah disepakati
sebelumnya untuk mencapai tujuan bersama secara efektif dan efisien. Harus
disadari bahwa teamwork merupakan peleburan berbagai pribadi yang menjadi satu
pribadi untuk mencapai tujuan bersama. Tujuan tersebut bukanlah tujuan pribadi,
bukan tujuan ketua tim, bukan pula tujuan dari pribadi yang paling populer di
tim.
Teamwork dapat didefinisikan sebagai kumpulan individu yang
bekerjasama untuk mencapai suatu tujuan. Kumpulan individu-individu tersebut
memiliki aturan dan mekanisme kerja yang jelas serta saling tergantung antara
satu dengan yang lain. Oleh karena itu sekumpulan orang yang bekerja dalam satu
ruangan, bahkan didalam satu proyek, belum tentu merupakan sebuah teamwork.
Terlebih lagi jika kelompok tersebut dikelola secara otoriter, timbul
faksi-faksi di dalamnya, dan minimnya interaksi antar anggota kelompok.
Beberapa isu di dalam tim :
• Adanya tugas (task) dan masalah-masalah yang berhubungan dengan
pelaksanaan pekerjaan. Hal ini seringkali merupakan topik utama yang menjadi
perhatian team.
• Proses yang terjadi di dalam teamwork itu sendiri, misalnya
bagaimana mekanisme kerja atau aturan main sebuah team sebagai suatu unit kerja
dari perusahaan, proses interaksi di dalam team, dan lain-lain
Keuntungan pengambilan keputusan dalam tim :
• Keputusan yang dibuat secara bersama-sama akan meningkatkan
motivasi team dalam pelaksanaanya.
• Keputusan bersama akan lebih mudah dipahami oleh team
dibandingkan jika hanya mengandalkan keputusan dari satu orang saja
Berikut poin-poin teamwork yang baik:
1. Teamwork adalah kerjasama dalam tim yang biasanya dibentuk dari
beragam divisi dan kepentingan.
2. Sama-sama bekerja bukanlah teamwork, itu adalah kerja
individual.
3. Filosofi teamwork: ‘saya mengerjakan apa yang Anda tidak bisa
dan Anda mengerjakan apa yang saya tidak bisa.
4. Ketika berada dalam teamwork, segala ego pribadi, sektoral,
deparmen harus disingkirkan.
5. Dalam teamwork yang dikejar untuk dicapai adalah target
bersama, bukan individual.
6. Keragaman individu dalam teamwork memang sebuah nilai plus
namun bisa menjadi minus jika tidak ada saling pengertian.
7. Saling pengertian terhadap karakter masing-masing anggota team
akan menjadi modal sukses bersama.
8. Jika setiap orang bekerjasama via bidang masing-masing, target
korporasi pasti akan segera terealisasi.
9. Individu yang egois mengejar target pribadi akan menghambat
keberhasilan team. Bayangkan jika si A mengejar target A & si B mengejar
target B, lalu target bersama bermuara kemana?
10. Keahlian masing-masing sungguh menjadi anugerah dalam teamwork
yang akan mempercepat proses pencapaian target.
11. Kendalikan ego dan emosi saat bersama agar pergesekan tidak
berujung pada pemboikotan kerjasama.
12. Dengan pemahaman yang tinggi soal karakter individu dalam
team, realisasi target tidak perlu waktu yang lama.
13. Ingatlah selalu bahwa: ‘teamwork makes the dream work’.
Manfaat dan Fungsi Teamwork
Bekerja dalam bentuk tim memiliki fungsi yaitu antara lain dapat
merubah sikap, perilaku dan nilai-nilai pribadi serta dapat turut serta dalam
mendisiplinkan anggota tim. Selain itu, bekerja dalam tim dapat dimanfaatkan
untuk pengambilan keputusan , merundingkan dan bernegoisasi.
Manfaat Bekerja Dalam Tim
1. Bagi Organisasi Tim
• Meningkatkan produktivitas kerja.
• Meningkatkan kualitas kerja.
• Meningkatkan mentalitas kerja.
• Meningkatkan kemajuan organisasi.
2. Bagi Anggota Tim
• Tanggung jawab atas pekerjaan ditanggung bersama.
• Sebagai media aktualisasi diri.
• Stres atau beban kerja berkurang.
Tujuan Bekerja Dalam Tim
• Kesatuan Tujuan
Setiap anggota tim memiliki kesamaan visi,misi dan program kerja.
• Efisiensi
Setiap anggota tim menyelesaikan tugas atau pekerjaan secara
cepat,cermat dan tepat tanpa pemborosan dan kecerobohan.
• Efektif
Setiap anggota tim memiliki tujuan yang jelas, memiliki
keterampilan yang memadai, memiliki komitmen, saling percaya, memiliki
komunikasi yang baik, memiliki kemampuan bernegoisasi, dan memiliki kemampuan
yang tepat.
Tips bagaimana membuat tim yang solid :
ü Pertama, tentukan visi bersama yang mau
dicapai.
Langkah pertama ini adalah langkah yang terpenting. Tanpa adanya
penentuan sasaran atau visi, ini akan membuat apa yang dikerjakan menjadi tidak
terarah bahakan akan menjadi salah sasaran. Untuk itu, cobalah luangkan waktu
terlebih dahulu untuk mengetahui apa yang sebenarnya menjadi visi yang mau
dicapai.
ü Kedua, selalu ingatkan akan visi bersama
yang mau dicapai.
Visi tidak hanya bisa dicapai dengan satu kali set lalu selesai.
Survei membuktikan, kalau visi secara terus – menerus diingatkan dalam waktu
yang berkala, pasti visi itu akan lebih mudah dicapai. Mengapa? Karena saat
sudah mulai bergeser tindakan yang mau diraih saat mengejar pencapaian visi
tersebut, dengan visi yang diingatkan kembali secara berkala akan membuat kita
mengarahkan kembali ke visi yang sudah ditentukan di awal.
ü Ketiga, dukung untuk terjadinya kerjasama
untuk pencapaian visi.
Sebagai superior / leader, teruslah memberikan dukungan terhadap
tim untuk saling bekerja sama mencapai visi. Ingatkan bahwa benefit yang akan
dinikmati juga akan dinikmati bersama kelak. Jika kita sendiri adalah pemain
timnya, maka dukunglah apa yang sudah ditentukan oleh leader kita, dukung juga
rekan yang lainnya untuk bisa saling membantu dalam proses pencapaian visi
tersebut.
4. Implikasi Manajerial
Implikasi manajerial adalah bagaimana meningkatkan produktifitas
dengan cara meningkatkan kapasitas, kualitas, efisiensi dan efektivitas dari
sumber daya yang ada. apa implikasi manajerial yang muncul dari organisasi
tanpa pembatas (borderless Tipe organisasi transnasional/tanpa batas memakai
pengaturan yang mengeliminasi atau menghapus halangan geografis artitisial.Para
manajer memilih pendekatan ini dalam rangka meningkatkan efisiensi dan
efektivitas di pasar global yang kompetitif.Implikasi yang dirasakan oleh para
pihak manajer adalah bagaimana mereka bisa mengembangkan produk yang diproduksi
di negara lain,dengan baik dengan cara memanfaatkan sumber daya alam dan
manusia yang ada pada negara ttersebut.Jadi struktur organisasi manajerial
tidak akan berpusat pada satu organisasi manajerial namun harus mencakup
seluruh struktur organisasi manajerial di seluruh negara dimana perusahaan itu
berada.
Dalam manajemen terdapat 2 implikasi yaitu :
1. Implikasi prosedural meliputi tata cara analisis, pilihan
representasi, perencanaan kerja dan formulasi kebijakan
2. Implikasi kebijakan meliputi sifat substantif, perkiraan ke
depan dan perumusan tindakan.
Daftar Pustaka
Robbins, Stephen P (2008), Organizational Behavior, Concept, and
Application, 12th Edition, Prentice Hall, USA.
(Inggris) Theodore M. Mills, 1967. The Sociology of Small Groups.
New Jersey: Prentice Hall, Inc. Page.
(Inggris) Fred R. Kerlinger, 1964. Foundations of behavioral
research. New York: Holt Rinehart and Winston.page.
Kamanto Sunarto. 1992. Sosiologi Kelompok. Jakarta: Pusat Antar
Universitas Ilmu-Ilmu Sosial Universitas Indonesia.
George C. Homans, The Human Group (New York: Harcourt, Brace and
Company, 1950), hlm. 23
Alvin A Goldberg,.1985. Komunikasi kelompok. Jakarta:
UI-Press.Hlm. 19
P. Robbins, Stephen. 1983. Organization Theory: Structure, Design,
and Application. New Jersey: Prentice Hall, Inc.
Soerjono. Soekanto, 1986. Pengetahuan Sosiologi Kelompok. Bandung:
Penerbit Remadja Karya CV.
No comments:
Post a Comment