Wednesday, March 29, 2017

Teknik Animasi Dalam Pembuatan Film

Dunia animasi dan industry film telah berkembang pesat seiring dengan majunya teknologi informasi dan komputer. Penggunaan animasi menjadi populer dan sering kita lihat di sekitar kita, melalui game movie, iklan televisi, dan film animasi itu sendiri. Industri film animasi mulai menunjukkan kemajuan,yang ditandai dengan semakin banyaknya perusahaan memproduksi animasi untuk mengisi kebutuhan penikmat film. Film finding nemo salah satu film  yang dibuat dengan perangkat lunak pengolah 3D dan teknologi CGI. Penggunaan teknologi ini membuat animasi pada film tersebut terlihat nyata.

CGI (singkatan dari Coputer-Generated Imagery) adalah sebuah teknik pencitraan 3D yang dilakukan oleh komputer pada media tertentu. CGI termasuk kedalam golongan spesial efek yang biasa digunakan dalam pembuatan video game ,film,  dan iklan televisi.

Pembuatan animasi nemo dengan menggunakan teknologi CGI ada beberapa tahap diantaranya : 
1. Tahap scanning di USC ICT


USC ICT  (University of Southern California Institute for Creative) adalah proyek animasi untuk membuat sebuah wajah secara digital dengan cara melakukan scan pada wajah disertai pencahayaan sehingga menciptakan hasil yang baru dalam bentuk tangkapan wajah 3D, pemodelan karakter, animasi, dan rendering.Proyek ini bertujuan untuk membuat sebuah wajah yang sintetis dan tampak nyata.

2. Tahap on set capture


Data yang dihasilkan ICT digabungkan ke sebuah kamera baru yang dipasangkan ke kepala aktor. Aktor seperti layaknya menggunakan helm yang dilengkapi dengan empat kamera yang dapat memetakan ekspresi wajah aktor secara akurat. Pada tahap ini, gerakan-gerakan atau lekukan dari wajah aktor diambil sampel datanya berkali – kali. model tersebut menunjukkan aksi pada wajah yang sama seperti actor.
3.  Tahap Modeling dan Rigging


Setelah mendapatkan data wajah atau karakter pada set capture. Pada tahap modeling, para pemodel mulai membentuk kawat yang disebut "armature", membentuk geometri, membentuk basic surface, dan memperhalus bentuk hingga menjadi bentuk yang sempurna.
Selanjutnya tahap Rigging, proses ini untuk mengevaluasi dan menentukan bagaimana karakter ini harus bergerak, di mana letak bagian tubuh mulai dari otot, sendi dan tulang akan berada di bawah kulit karakter dan seberapa realistis karakter tersebut akan dibuat. Berbagai hitungan matematika digunakan untuk membuat bagian ini di seluruh tubuh, wajah, rambut dan pakaian karakter. Tidak hanya itu, animator juga harus membuat posisi karakter saat berdiri,berlari,membungkuk dan masih banyak lagi.
Pada tahap ini, model tersebut sudah disiapkan agar para animator sedemikian rupa mulai dari engsel dan indera tubuh lainnya agar bisa digerakkan oleh para animator dalam tahap selanjutnya. 

4. Tahap Animating dan Lighting

Selanjutnya tahap animating, tahap ini membuat karakter menjadi hidup dalam komputer. Membuat para karakter ini bergerak, berekspresi, mengartikulasikan ribuan kontrol yang diciptakan dan menyinkronkan mereka. Setelah itu tahap lighting, tahap ini animator membuat warna wajah yang benar disertai aliran darah yang dinamis. Hue dan saturanation (warna dan intensitas warna) sangat mempengaruhi warna aliran darah pada wajah atau karakter. Animating dan Lighting harus saling berkolaborasi karena pada saat posisi karakter atau wajah bergerak, warna aliran darah juga harus ikut mengikutin pola pergerakan dari wajah atau karakter tersebut.

5. Tahap Re-targeting
Pada tahap ini animator menargetkan ulang ke model lain. model yang telah dibuat sebelumnya di targetkan ke model lain sehingga model tersebut menjadi satu model yang lebih realistis. Setelah  menargetkan ke model lain, animator juga harus menggabungkan efek animasi yang kompleks seperti awan,air,kabut, dan lain lain.

Setelah semua tahap selesai, animator juga membuat efek visual untuk lingkungan disekitar aktor. Untuk background/ latar diberi dinding bewarna biru dan diedit dengan teknologi CGI sehingga latar menyatu dengan karakter lain. 










Sunday, January 8, 2017

The Role of Information and Communication Technology in Competitive Intelligence (Dirk Vriens University of Nijmegen ,The Netherlands)





Part12 / Batasan 12
kelompok 3ka24 :
1. muhamad ilham
2. fahmi dirgantara
3.eko prakoso

ABSTRACT

Bab ini membahas peran ICT untuk kegiatan intelijen kompetitif.Untuk tujuan ini, dimulai dengan pengenalan intelijen kompetitif.Selanjutnya, ini membahas kemungkinan untuk menggunakan ICT aktivitas intelijen. Dalam hal ini diskusi perhatian dibayar untuk penggunaan Internet, untuk tujuan umum alat-alat ICT dirancang untuk satu atau lebih dari tahap intelijen,dan bisnis intelijen alat (gudang data dan alatalat untuk mengambil”dan menyajikan data di dalamnya). Akhirnya, bab menjelaskan bagaimana organisasi dapat memilih ICT aplikasi untuk mendukung kegiatan intelijen mereka.